Rabu, 22 Mei 2013

Konsep Rumah Ramah Lingkungan


“Eco House”; Konsep Rumah Ramah Lingkungan
Salah satu negara maju yang serius mengangapi isu
pemanasan global (global warming) adalah Jepang. Dengan
kecanggihan teknologi dan perkembangan sains, pemerintah
Jepang mendirikan New Energy and Industrial Technology
Development Organization (Nedo). Organisasi ini pernah
menggelar pameran rumah huni bertema “Eco House”.
Sederhananya, “Eco House” merupakan konsep penataan
rumah huni yang ramah lingkungan. Dengan ditata sesuai
cara-cara alami, maka rumah berbasis “Eco House”dapat
mengurangi pembuangan emisi gas yang memanaskan suhu
bumi.
Salah satu hasil penelitian membuktikan bahwa
pencahayaan (lighting) di dalam rumah menjadi penyumbang yang cukup besar bagai panasnya suhu bumi. Karena
itulah, gagasan rumah sehat atau rumah ramah lingkungan ini layak dicoba di negeri ini, utamanya untuk warga Jakarta.
Kendati konsep rumah sehat dan ramah lingkungan ini baru dapat diimplementasikan oleh beberapa negara maju
saja, tapi tak menutup kemungkinan untuk dikembangkan juga di daerah Indonesia. Apalagi Indonesia merupakan
salah satu dari paru-paru dunia setelah Brasil.
Praktisnya, “Eco House” merupakan wujud kepedulian pemerintah Jepang
terhadap ketersediaan energi listrik yang kian menyusut dari tahun ke tahun. Krisis
listrik ternyata telah menginisiasi sejumlah ilmuwan dan arsitek untuk merancang
rumah huni yang hemat energi, hingga dapat menekan pengeluaran energi listrik
rumah tangga sebesar 50%. Kesadaran untuk menghemat listrik inilah yang
menjadikan para pengembang properti memikirkan ulang tentang rumah ramah
lingkungan berbasis “Eco House”. Langkah ini dinilai dapat menyelamatkan
pasokan energi listrik.
Ketika membangun rumah ramah lingkungan (“Eco House”), maka rumah
dilengkapi dengan berbagai perangkat penghemat energi; mulai dari pemanfaatan
tenaga surya, turbin angin, hingga menyediakan lampu cermin untuk penerangan
rumah. Lampu ini menyalurkan cahaya matahari ke dalam rumah untuk dijadikan
cahaya penerangan yang dapat menghemat energi. Kombinasi penggunaan
teknologi hemat energi dan cahaya alami ini disinyalir dapat memangkas
konsumsi listrik sekitar 50%.
Bahkan, cara ini juga dapat digunakan oleh perkantoran dengan
mengombinasikan 30 % cahaya natural dan 70% cahaya artifisial, sehingga dapat
menghemat energi lisrtik yang digunakan untuk pencahayaan kantor. Sebab,
sekitar 19% pasokan listrik kantor di dunia digunakan untuk pencahayaan, yang
berasal dari energi listrik yang memproduksi emisi karbon.
Pencahayaan menggunakan teknologi hemat dan energi natural ini juga
bermanfaat untuk menyehatkan tubuh dan jiwa. Sebab, pencahayaannya berasal
dari cahaya matahari yang sangat dibutuhkan oleh sebuah ruangan dan
penghuninya. Coba Anda bayangkan bila ruangan rumah tanpa ruang yang
memungkinkan masuk cahaya matahari. Maka dapat dipastikan kalau rumah Anda
akan gelap, lembab, dan pengap. Kalau sudah begitu, pastinya rumah kita membutuhkan penerangan dengan listrik
yang sangat memboroskan karena sepanjang hari harus selalu dinyalakan. Karena itu, di tengah mahalnya biaya listrik
dan sumbernya yang sangat terbatas, maka kenyataan itu sepatutnya mendorong kita untuk menemukan energi
alternatif yang murah meriah dan dapat menyelamatkan lingkungan dari panas yang menyengat. “Eco House”adala
salah satu solusinya. [Sukron Abdilah/Mizan.com]

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Flashfortex